Kamis, Desember 04, 2008

CHAOS AND DISORDER


Today at 7:49am

Kalau sedang punya waktu luang silakan tengok:
http://www.perspektifbaru.com/wawancara/531
dan beri komentar ya. Terima kasih. bhm

This message is branched from a previous thread.



Halu Pak BHM, walau tidak mengikuti secara intens saya selalu tertarik dengan pemikiran - pemikiran dan kepribadian Bapak. Bisa dengan tenang tersenyum tanpa memperlihatkan rasa letih sedikitpun walaupun di depan orang yang terang - terangan menyerang Bapak. Adegan yang paling membekas di benak saya adalah ketika Bapak didorong2 oleh pengawalnya Tommy Winata, Bapak masih bisa tersenyum tanpa memperlihatkan wajah takut atau panic padahal polisi yang juga berada di sana tidak berbuat banyak untuk ‘menyelamatkan’ Bapak..

Indonesia masih belajar berdemokrasi, itu menurut saya. Walaupun kacau, saya mensyukuri keadaan Indonesia saat ini karena kita mulai belajar berdemokrasi. Saya sangat kaget ketika seorang teman mengatakan bahwa dia lebih suka keadaan Indonesia saat diperintah Soeharto karena keadaannya lebih stabil dan dollarpun murah. Justru keadaan yang seperti itulah yang membahayakan. Kita berada di bawah bayang2 kekuasaan otoriter, pendapat ditekan dan pikiran orang diatur2. Konflik ditekan untuk kepentingan sebagian orang. Indonesia seperti pabrik yang mencetak manusia yang hanya bisa mengatakan, “Setuju!” atau “Iya Pak!”. Ini sangat saya rasakan saat saya sekolah dulu, ketika Soeharto masih berkuasa.

Dengan demokrasi kita bebas berpendapat. Dan perbedaan berpendapat yang berbenturan akan menimbulkan chaos. Chaos dan konflik mendewasakan kita. Proses pendewasaan tidak selalu enak, namun harus dilewati untuk mencapai kedewasaan itu sendiri. Mungkin saja, sampai kita mati pun, kita masih terus belajar untuk menjadi dewasa. Sama seperti proses pendewasaan saya, sampai saat ini masih belajar untuk menjadi dewasa. Mencoba tersenyum saat ada orang yang menyerang pendapat saya atau tidak tersinggung apabila ada kritik atau serangan ditujukan pada saya.

Untuk RUU Pornografi, wah.. saya benar2 tidak mengerti isinya. Semuanya absurb, dan semua yang tercantum di dalamnya dapat diartikan berbeda – beda antara satu orang dengan lainnya. Pikiran orang berbeda – beda, budayanya berbeda dan benar kata Bapak, semua orang mendadak jadi polisi yang memata-matai orang lain. Wah.. saya rasa penjara bakal penuh nih..

Yah, begitu saja tanggapan dari saya.. Yang masih belajar menjadi dewasa.. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan memberikan tanggapan Pak! ^_^

Tidak ada komentar: