Senin, Juni 18, 2012

Portrait in Sepia by Isabel Allende






Buku ini menemaniku di saat - saat sakit beberapa hari belakangan ini. Walaupun ada beberapa kata - kata yang tidak baku di awal cerita dan pertama - tama cukup membosankan, tetapi semakin lama ternyata ceritanya semakin seru dan sulit untuk berhenti membacanya. 


The story itself is about Aurora del Valle, gadis keturunan Inggris, Cile dan Cina. Ayahnya adalah seorang playboy kaya kelas berat bernama Matias del Valle dan ibunya adalah model yang luar biasa cantik bernama Lynn Sommers. Lynn adalah keturunan Cina dan Amerika. Lynn meninggal tak lama setelah melahirkan Aurora, tanpa Matias di sisinya. Matias sendiri tidak menikahi Lynn dan pergi tanpa sedikitpun rasa bersalah. Adalah Severo del Valle, sepupu Matias, yang datang dari Cile ke San Fransisco untuk belajar, ia kemudian jatuh cinta setengah mati dengan Lynn dan bersedia menikahi Lynn dan menjadi ayah secara hitam di atas putih untuk Aurora. 

Minggu, Juni 10, 2012

Soegija dan Mariyem




Soegija, beberapa bulan sebelum mulai ditayangkan, film ini sudah ramai dibicarakan di Gerejaku. Kebanyakan umat feel excited, karena sedikit sekali film yang bertemakan Katolik. Ekspektasi kami tinggi dan hampir semua teman gerejaku berniat menonton film ini bersama seluruh keluarganya. Film ini mulai ditayangkan tanggal 7 Juni 2012, dan terang saja, di hari pertama film ini diputar susah sekali mendapatkan tiket. Bahkan ketika sudah datang jam 10 pagi untuk beli tiket jam 7 malam, bioskop sudah penuh.
Akhirnya di hari kedua penayangan film dan kami mendapatkan tiket, walaupun dengan tempat duduk yang agak kedepan. Tiba di bioskop, sebagian besar penonton adalah umat Gereja separoki ataupun umat paroki sebelah. Berasa seperti pertemuan paroki..

Film dimulai dengan khotbah Mgr. Soegija (baca : Monsinyur Sugiyo) dalam bahasa Belanda. Jaman dahulu, bacaan Kitab Suci dan upacara seluruhnya dilakukan dalam bahasa latin dan khotbah dengan Bahasa Belanda karena misa juga dihadiri oleh orang – orang Belanda. Tinggallah warga pribumi yang hanya bengang bengong tak mengerti sama sekali, tapi dengan iman kuat dan teguh, mereka tetap menghadiri misa. Ketika jaman kemerdekaan, khotbah baru dibawakan dalam Bahasa Indonesia.Beda dengan kita sekarang yang saking mengertinya tata cara Ekaristi jadi suka males dateng misa. Hehe..  

Rabu, Juni 06, 2012

Merdeka



Negara kita sudah merdeka! Ya! Sudah merdeka! Aku juga sudah merdeka. Setidaknya itu yang kuharapkan, atau mungkin sedang dalam proses menuju kemerdekaan atau proses itu tidak akan pernah selesai? Tujuan selalu berubah dari waktu ke waktu.

Yang aku paling inginkan sekarang adalah, aku merdeka dari sejuta pertanyaan dalam otakku. Beberapa kali orang bilang, I am a deep thinker. Am I? Yes I am. I think even when I am sleeping, when I am driving motorcycle when I take a bath. I think about everything almost everytime. Even when I am talking to someone, sometimes when I have chat with them, I also think about another.