Kamis, April 23, 2009

Biasa Saja

Dia bilang aku bunga mawar.. tapi sebenarnya tidak.. aku bukan bunga mawar. Aku bunga krisan biasa. Aku wanita biasa.. aku gadis biasa.. jangan anggap aku berlebihan. Itu membuatku tersiksa.

Dia bilang aku matahari wanita, tapi sebenarnya tidak.. aku bukan matahari wanita.. Bahkan cahayaku sering kalah dengan sinar lampu neon yang nyala redup. Jangan anggap aku segalanya.. Aku bukan apa – apa.

Aku benci dengan semua pujian – pujian itu. Pujian yang hanya setebal kulit ari. Yang bisa sobek dengan sekali sentuh. Aku benci sanjungan palsu, yang setebal debu dan terbang dengan sekali tiup.

Ya..ya..ya.. Sekarang kau memuja – mujaku.. bilang aku segalanya.. cantik luar biasa.. Tapi kalau hanya itu yang kau cinta.. aku yakin tak sampai setahun kalu akan meninggalkanku. Karena buatku kecantikan itu bisa dibuat. Itu hanya tampak di luarnya saja. Aku punya hati.. yang ingin kuperlihatkan. Aku punya otak yang bisa kupamerkan. Dan kau hanya melihat lapisan kulit dan bulu yang bisa hangus terbakar api?

Aku bukan Mehrunnisa yang bisa membuat Sultan Jahangir tergila - gila atau Luna Maya yang membuat banyak pria meneteskan air liur..

Aku tak habis pikir.. Kenapa pikiranmu hanya berkisar pada hal yang itu – itu saja.. Dan aku membenci semuanya..

Senin, April 06, 2009

Pilih Siapa?

Perjalanan gw menuju kantor sekarang makin bervariasi, tiba – tiba berpuluh – puluh gambar wajah dengan senyum yang sok ramah dan sok kenal memenuhi pinggir jalan. Baliho, spanduk atau stiker juga berjejer dimana – mana. Ada yang lucu, menyentuh tapi ada juga yang aneh, maksa dan bikin rusak pemandangan.

Satu spanduk yang bagus menurut gw, spanduknya caleg DPD DKI Jakarta PDIP no. 2 kalo ga salah. Namanya Suswati, S.Kom. Posisi fotonya bagus, dengan tangan yang mengepal dan raut muka semangat 45. Desain spanduknya ga berlebihan, logo partai di sebelah kanan atas, foto Megawati di kiri atas dan bagian tengah dan bawah dipenuhi dengan foto dan nomer urutnya. Sepertinya dia menyakinkan. Tapi itu cuma dari luarnya aja karena gw sendiri juga ga tau atau mencari tau latar belakang dan sepak terjangnya selama ini.

Ada juga yang aneh, raut mukanya pas-pasan dan ga meyakinkan untuk jadi caleg. Di sebelah foto dirinya ada foto orang yang mukanya mirip preman bernama Muh. Munir. Siapa Muh. Munir itu? Sampe sekarang gw ga tau siapa dia. Di bawah foto Muh. Munir ada nomer handphone. Haruskah gw menelepon nomer tersebut untuk mencari tahu siapa Muh. Munir yang bersanding di samping foto caleg tersebut? Ga penting…

Selain itu gw juga ngeliat spanduk Nova Riyanti Yusuf.. caleg Demokrat. Sebagian orang mungkin udah kenal dia. Dia pengarang beberapa buku yang terus terang belum pernah gw baca satupun. Dia juga psikolog yang lumayan terkenal, pernah mengasuh rubrik psikolog di Femina. Mm.. sepertinya dia cukup pintar. Dia juga pernah masuk di acara Kontrak Politik di Trans 7. Spanduknya sama sekali ga mewakilkan caleg yang membumi dan siap tempur. Fotonya full face dengan kontak lens coklat atau abu – abu. Rambut agak pirang, model polem (poni lempar) yang lagi ini sekarang dan bibir sedikit terbuka. Walau dia lebih terkenal dari Suswati, S.Kom yang gw ga tau siapa, tapi secara kasat mata, gw akan memilih Suswati daripada NoRiYu karena Suswati sepertinya lebih meyakinkan..

Ada juga iklan – iklan partai di televisi. Nah.. yang ini menarik banget buat gw. Soal iklan sebenernya udah pernah gw bahas waktu rame – rame 17 Agustus tahun lalu. Waktu itu kan partai – partai udah nyolong start untuk merebut hati banyak orang tu.. Berikut ini komentar gw soal iklan – iklan mereka.

1. PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
Komentar gw : I love it! I love it! I love it! Iklannya bagus – bagus, kecuali iklan yang menggambarkan Soeharto sebagai pahlawann. Iklan mereka lebih membumi dan ga terkesan memaksa. Ringan dan enak aja ngeliatnya. Gw paling suka slogan mereka :
- “Siapapun Presidennya, PKS partainya”
- “Emang (merah, hijau, kuning, biru) bisa PKS? Untuk Indonesia yang lebih baik, kenapa tidak?”
- “Pojok kanan atas.. Pojok kanan atas..”
Walau berasaskan Islam, mereka terkesan lebih terbuka dan ga radikal. Di kala beberapa partai berantem ga jelas menjagokan calon presiden mereka, PKS adem ayem mengkampanyekan partainya dan ga bergantung ama satu figure saja. Apakah ini karena mereka emang ga punya calon kuat? Atau mereka masih menunggu – nunggu lamaran koalisi? Gw ga tahu. Yang pasti iklan mereka itu bagus – bagus.. Tapi ini bukan karena Tifatul Sembiring, pentolan PKS itu semarga ama gw lo… (secara gw ga kenal dan ga pernah ketemu ama dese..) Mereka menonjolkan citra partai yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Amiiinnn.. mudah – mudahan bener ya, Pak!

2. PDI (Partai Demokrasi Indonesia) Perjuangan
Mmmm.. menurut gw iklannya kurang menarik. Gw paling sebel iklan mereka yang modelnya orang – orang kecil yang dengan raut muka sedih bilang “Sekarang tambah susaaaahhh..” Maksudnya apa sih? Kayaknya dari dulu gitu – gitu aja. Dan mereka juga merupakan bagian dominan dari pemerintahan bukan? Berarti mereka juga ikut andil dalam menjalankan pemerintahan, jadi keadaan susah itu juga merupakan tanggung jawab mereka. Beda kalo mereka itu partai baru yang ga ambil bagian dalam pemerintahan sekarang, baru mereka bisa bilang begitu. Belum lagi Megawati yang plin – plan. Pertama bilang BLT itu bikin rakyat berjiwa pengemis, eh.. ujug – ujug ada iklan yang menggambarkan PDIP turun langsung ke lapangan mengawasi pembagian BLT. Bu Mega.. Bu Mega.. makanya kalo ngomong diayak dulu.. Bales – balesan komentar pula ama SBY, pusing ngeliatnya! Giliran diajak ketemu ga mau. Dasar wanita, bawaannya ngambek.. (sama aja kayak gw..)

3. Partai Demokrat
Hihihi.. walaupun gw lumayan ngefans ama SBY karena dia sopan, ganteng, berbadan tegap, berbudi luhur dan ga emosi menghadapi Bu Mega yang berapi – api, tapi iklan Partai Demokrat lumayan “parah” juga menurut gw. Kaku… “Katakan TIDAK pada korupsi!” Raut muka model – modelnya menyeramkan, persis kayak orang dijejelin makanan basi gitu.. Cuma berkata tidak tapi kalo tangannya tetep disodorin gimana? Ya.. ya.. semua orang bisa aja berkata tidak, tapi hati dan perbuatan siapa tahu bukan? Iklannya juga berkisar dan menonjolkan sosok SBY yang memang cukup enak dipandang walaupun kalau dia berorasi gw suka bosen dengernya.. Iklannya ga kreatip ah.. Ganti dong.. Gw ada saran, karena jumlah penduduk wanita lebih banyak dari pria, mungkin mereka bisa ganti slogan jadi "Katakan tidak pada poligami.." atau "Katakan tidak pada playboy.."

4. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)
Nah.. gw paling demen ni ama semangatnya Wiranto. Walaupun ga pernah menang, kalo ga salah hampir 3 putaran Pemilu dia selalu mencalonkan diri jadi presiden. Maju terus pantang munduuurrr.. Ya, benar! Iklannya menonjolkan pentingnya hati nurani dalam menjalankan pemerintahan. Dengan hati nurani semua bisa diatasi. Tapi konkretnya apa yak? Hati nurani yang kayak apa? Hati nurani menurut Hanura itu juga apa? Saya tidak mengerti.. tolong dijelaskan. Dan tolong diperjelas mengapa saya harus memilih Hanura?


5. Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya)
Nah.. Ni dia nih.. partai yang paling happening iklannya. Baguusss.. kata – katanya menyentuh.. Menggambarkan kekuatan dan potensi besar yang sebenernya dimiliki Indonesia dan itu memang bener banget. Tapi.. Prabowo wakil dari nelayan, petani dan pedagang pasar ya? Mmm.. emang dia pernah jadi nelayan, petani dan pedagang pasar? Bukannya dia itu tentara.. militer..? Harusnya dia wakilnya tentara dan militer bukan? Trus..oo.. dia anaknya Soemitro.. trus, kalo dia anaknya Soemitro, dia pasti sehebat Soemitro? Kayaknya belum tentu.
71,3 Triliun terbuang percuma.. Sebagian untuk potongan pajak orang kaya, Prabowo bukannya orang kaya. Berarti dia juga dapet dong.. Trus sebagian lagi untuk biaya diesel dan listrik gedung – gedung. Ahhh.. Pak Prabowo pasti kan juga diesel ama punya gedung.. berarti kebagian juga dong.. Trus kurang dari 1 persen buat petani ya.. ooo.. gitu.. Kalo Bapak jadi Presiden mau dinaikin gitu anggaran buat petani? Tapi beneran dinaikin ya Pak.. Ntar lupa lagi.. kayak yang lain – lain.. Pisss..
Trus.. waktu kerusuhan Mei, Bapak kemana Pak? Berapa banyak nyawa yang hilang? Trus denger – denger, dulu kayaknya Bapak suka bawa nama Soeharto buat jadi bekingan. Bener ga Pak?

6. Partai Golkar
Yang gw inget dari iklan Partai Golkar adalah warna kuning dimana – manaaaa. Ama slogannya “Tetaplah Bersama Golkar” atau “Golkar Tetap Yang Terbaik”. Mm.. maap Pak.. kayaknya dulu saya ga bersama Golkar deh.. jadi kenapa harus tetap bersama Golkar? Trus emang Golkar yang terbaik ya? Survei dari mana ya Pak? Maap, mungkin saya kuper, tapi saya belum pernah baca kalo ada survey yang mengatakan Golkar itu yang terbaik..

7. PAN (Partai Amanat Nasional)
Iklannya lumayan bagus.. Kayak film documenter gitu. Senyumnya Soetrisno Bachir dan istrinya ga maksa.. kayaknya sih tulus.. Tetapi, eh.. tetapi.. gw langsung ilfil begitu ada iklan yang mengatakan “Satu Milyar untuk Satu Desa”. Halah.. halah.. UUD.. Ujung – ujungnya duit. Mmm.. duit emang paling ampuh ngambil hati orang. Desperate amat sih ampe menggunakan jurus pamungkas berbiaya mahal tapi kesannya murahan. Satu desa dengan yang lain luasnya berbeda.. kebutuhan dan kemampuan ekonominya juga berbeda. Apakah bisa disama ratakan satu milyar untuk satu desa?

Sebenernya masih banyak si iklan – iklan lain.. Tapi ga penting untuk dikomentari karena iklannya STD, alias standar – standar ajah..

Tulisan ini akan gw akhiri dengan satu pernyataan : “Peringatan! Komentar penulis di atas adalah opini pribadi yang tidak memiliki dasar ilmiah. Tidak ada riset khusus dalam menyusun tulisan ini. Dan sampai sekarang penulis belum dapat menentukan partai, calon legislatif dan presiden mana yang nanti dia pilih.”

Jumat, April 03, 2009

Carrefour dan Bibir

1. Waktu : Couple days ago, 10.30 pm
Tempat : my room
Media : Mobile phone

Ia : Tau ga na? Kemaren kan gw ke Carrefour ama laki gw trus gw ketemu dia..
Gw : (langsung terbayang ayam bakar Carrefour beserta salad, spaggeti dan es krim. Slrup.. lalu tiba - tiba semua jadi remang - remang)
Ia : Ana.. ana.. lu tidur ya? Anaaaa...
Gw : (gelagapan) Ia.. maap, gw tiba - tiba ketiduran. Gara - gara bayangin makanan waktu lu
nyebut - nyebut Carrefour tadi
Ia : Ya ampun Ana, itu mah cerita Ia lima menit yang lalu, berarti Ana dah tidur dari tadi ya?
Gw : Iya ya? gw ga nyadar.. huhu.. maap Ia..
Ia : Hahahaha.. yaudah Ana tidur gih.. dah kecapean kayaknya..
Gw : Langsung nutup HP dan kembali tidur..

(Ia.. maafkan aku karena ketiduran waktu lu cerita panjang lebar.. Lain kali ga lagi deh.. :) )

2. Waktu : today, 05.30 pm
Tempat : my desk at the office
Media : komputer dengan fasilitas Yahoo Messenger

Dia : Mba..
Aku : Kenapa?
Dia : Nggak jadi deh.. ga terlalu penting kok yang mau kuomongin
Aku : Wah.. meski diomongin sekarang tu mas, kalo besok - besok belon tentu ada kesempatan
Dia : Hihihi.. iya.. ya, kalo besok aku masih ada.
Mmm.. gini mba.. bibir mba merah deh (walau tanpa make up).. bagus..
Aku : Ha? (ga tau mau ngomong apa)
Mas..
Dia : kenapa mba?
Aku : Mata mas merah deh.. (kiddin yah.. hehe)
Dia : Hahahaha...

(Waduh, padahal baru ngomong "Pujian adalah Teror" tapi kenapa jadi tersipu - sipu gini ya? *sigh*)

Situ Gintung, Minggu Pagi

Pagi ini sama seperti hari Minggu pagi lainnya. Ketika bangun pagi aku masih bisa mendengar suara burung berkicau dan suara ayam peliharaan tetanggaku yang sudah begitu cerewet dari subuh. Yang berbeda adalah keadaan jalan di depan rumahku. Kendaraan yang lewat begitu padat. Suasana dan suara kendaraan di jalan begitu riuh sehingga cukup menggangu tidurku. Suara itu bukan hanya suara mobil dan motor.. suara itu bercampur dengan suara ambulans, tim SAR bahkan helicopter tim penyelamat atau media elektronik yang ingin meliput. Tanggul Situ Gintung jebol dua hari yang lalu..

Hampir setiap malam selama beberapa minggu sebelum kejadian aku selalu dihantui dengan mimpi yang berhubungan dengan air. Misalnya aku berenang di sungai atau melihat aliran air yang begitu berlimpah.. atau aku mandi dengan air jernih yang berlimpah – limpah. Aku sempat menceritakan mimpi ini pada keluarga dan teman – temanku. Mereka dan aku sendiri berpikir, mungkin itu karena aku memang hobi berenang dan ada juga yang bilang mungkin supaya aku lebih sering mandi.. Mungkin juga karena sudah sebulan lebih aku ga berenang. Ada hal aneh lain, aku selalu membawa segelas air ke kamar saat mau tidur karena aku punya kebiasaan minum segelas air saat baru bangun tidur. Beberapa hari sebelum kejadian, selalu ada semut yang masuk dan “tenggelam” di air minumku itu. Setiap pagi aku selalu berpikir, kasihan sekali semut – semut itu.. mereka harus mati tenggelam di gelas air minumku dan bertanya – tanya kenapa beberapa hari ini semut itu selalu mendatangi dan mengerumuni gelasku. Kejadian ini berhenti kurang lebih dua hari sebelum bencana itu terjadi. Entah ini memang pertanda atau hanya aku yang menghubung – hubungkan.. tetapi semua itu memang terjadi..

Kamis sore, sehari sebelum kejadian. Kawasan Ciputat dan sekitarnya diguyur hujan yang sedemikian deras. Aku dan kakakku menikmati derasnya hujan di jendela kamar kami, mengagumi air yang melimpah menyirami atap rumah kami, gemuruh guntur menggelegar susul – menyusul. Kakakku berkata, “Cuma Tuhan ni yang bisa buat hujan kayak gini.. Hebat banget ya?” Aku mengangguk tanda setuju. Beberapa daerah dekat rumah bahkan terkena hujan es walaupun aku sendiri tidak menyaksikan. Walau udara sangat dingin, aku memaksakan diri untuk mandi. Dan setelah mandi, kakiku terasa sangat amat ngilu, sekujur tubuh nyeri. “Mungkin aku masuk angin..” pikirku setelah dikerok ibunda tercinta sebelum pergi tidur.

Jumat pagi, ketika aku bangun dan menuruni tanggal ibuku berkata, “Na, tanggung danau Gintung jebol.. Bapak tadi pagi udah kesana katanya banyak rumah ancur.” Begitu Bapakku langsung bercerita, “Rumah banyak yang ancur, airnya sampe ke Cirendeu.” Aku sendiri masih bertanya – tanya sehebat apa bencana yang bisa ditimbulkan oleh danau yang kukenal indah dan tenang itu?
Aku berangkat jam 8 pagi, belum sarapan dan masih ada sisa – sisa nyeri hasil kerokan semalam. Jalanan macet total.. Metro mini 74 kesayanganku yang biasanya ngebut dan pandai nyelip – nyelip tidak bisa berbuat apa – apa. Di sisi kanan jalan yang kosong susul – menyusul lewat ambulans dan tim SAR, ada juga iring – iringan motor dengan orang yang membawa pancingan. Sempet – sempetnya mereka mikir mau mincing di danau yang memang terkenal banyak ikannya tersebut. Dan tebak! Aku sampai kantor jam setengah 12 siang, itupun aku nyambung naik ojeg dari fly over Bintaro. Supir ojegku pintar, dia motong lewat jalan tol yang ternyata hari itu boleh dilewati oleh kendaraan apa saja karena jalanan macet total.

Sampai di kantor aku sempat melihat TV, reportase berita soal jebolnya tanggul Situ Gintungku. Rumah sekitar danau habis luluh lantak, yang tersisa hanya puing – puing tembok, tanah dan tidak bersisa sama sekali keindahan yang dulu sering kunikmati. Air mengalir deras sampai perumahan Cirendeu Permai yang berjarak cukup jauh dari danau.

Gosh! ITU ADALAH RUTE LARI PAGIKU!!.. it’s my jogging track! Start lariku adalah di Situ Gintung, lurus lalu belok kanan ke perumahan dan nembus di salah satu rumah besar yang kata orang – orang itu adalah rumahnya Yusril Ihza Mahendra. Aku sendiri tidak pernah melihat batang hidungnya setiap melewati rumah tersebut. Lalu lurus lagi ke hutan percobaan Universitas Muhammadiyah, melewati kampus – kampusnya, melewati TK yang ternyata sekarang juga hancur tak bersisa. Lurus terus menanjak ke arah Mesjid yang sama sekali tidak roboh dan pabrik tahu yang sekarang sudah rata dengan tanah. Setelah capek lari pagi, aku dan sahabatku pergi ke pasar kaget yang disingkat SMS (Sabtu Minggu Sandratex). Disebut SMS karena pasar kaget itu hanya ada di hari Sabtu dan Minggu. Kami melakukan lari pagi hampir setiap minggu dengan waktu dan rute yang sama. Kadang kami makan nasi uduk yang dijual di pinggir danau. Karena banyak juga penduduk setempat yang lari pagi di sekitar danau.

Suasana siang di danau tersebut juga tak kalah menarik. Aku ingat sekali ketika aku sering ikut ibuku arisan di daerah Cirendeu atau Kampung Gunung pasti kami melewati danau tersebut. Aku sering meminta ibuku dan tukang ojeg kami untuk jalan perlahan – lahan karena hembusan angin danau dan pemandangannya begitu memikat hatiku dan membekas sampai sekarang. Aku pernah duduk – duduk di pinggir danau itu pada siang hari. Udara dan pemandangannya masih sama seperti waktu aku kecil.. Berkali - kali entah kenapa, aku berpikir untuk mengambil foto pemandangan Situ Gintung dan bodohnya keinginan itu tidak pernah terlaksana sampai hari ini.

Pemandangan malam di Situ Gintung tak kalah indah. Air danau berwarna hitam berkilauan, kadang – kadang merefleksikan bentuk bulan malam ditambah kelap – kelip lampu penduduk dan bintang – bintang. Aku beberapa kali kesana pada malam hari walaupun tidak sesering di pagi dan siang hari karena pada malam hari banyak banget orang pacaran duduk – duduk di pinggir danau itu. *sigh*

Dan sekarang semua itu hancur.. Aku marah dan sedih. Marah begitu menonton di TV dan tahu bahwa persoalan tanggul yang sudah memerlukan perbaikan ini sudah berkali – kali disampaikan ke Pemda oleh seorang ahli arsitektur Lansekap. Tapi berkali – kali ditunda juga dengan alasan kekurangan dana. Sedih karena korban jiwa sudah mencapai 91 orang dan masih banyak orang yang hilang.. Mereka mungkin pernah berpapasan denganku waktu aku lari pagi, mereka mungkin pernah makan nasi uduk di bersamaku, mereka mungkin juga pernah duduk – duduk di sampingku.. Mereka mungkin orang yang kukenal.. Tak terhitung berapa banyak kerugian yang mereka alami.. Mungkin itu semua bisa terobati dengan bantuan yang coba kami dan banyak orang kirimkan. Tapi lebih tak terhitung adalah luka batin dan trauma yang mereka alami. Aku marah kenapa kami, para penduduk sekitar tidak tahu bahwa tanggul itu sudah harus diperbaiki.. Aku marah kenapa aku hanya bisa lewat dan menikmati keindahan danau, tanpa tahu sejarahnya. Tanpa tahu bahwa tanggul itu dibangun Belanda tahun 1937 dan sekarang perlu dirawat dan diperbaharui. Entahlah.. Marahku ini tak berguna sekarang. Sekarang yang berguna adalah membangun kembali Situ Gintungku.. Situ Gintung kami..