Selasa, Juli 12, 2011

Dalam Dunia Keheningan



Sudah seminggu aku membaca ulang buku "In The Sphere of Silence" atau "Dalam Dunia Keheningan" dalam Bahasa Indonesia karangan Vijay Eswaran. Sebenarnya aku sudah selesai membaca buku ini dari tahun lalu, sudah kuulang dua kali malah. Aku juga pernah sekilas menyinggung tentang buku ini di blog.

Minggu lalu tak sengaja aku teringat dengan buku ini dan tertarik untuk membacanya ulang. Inti dari buku ini adalah tentang mahalnya sebuah keheningan. Kebisingan kerap menyerang dari berbagai macam penjuru dan yang paling parah adalah kebisingan dari dalam diri sendiri. Terlalu banyak kata - kata yang kita bisikkan pada diri sendiri, kebisingan dalam diri itu kerap membuat kita tak bisa mendengarkan orang lain dan bahkan, membuat kita tak bisa mendengarkan kata hati kita sendiri.

Entah kenapa, aku begitu menikmati saat membaca buku ini. Terlingaku seperti beristirahat dari keletihan mendengar, bahkan keletihan mendengarkan suaraku sendiri di telinga. Aku merasa seperti berada di dalam gua yang sejuk dan hening. Aku merasakan kenyamanan yang tak pernah kudapatkan bahkan saat aku sedang bersama dengan orang yang aku cintai sekalipun.

Manusia adalah makhluk sosial, kalimat itu seakan tertanam sangat dalam di otakku sejak aku SD. Selalu saja ada pertanyaan dalam tes : Manusia adalah makhluk... dan Jawabannya pasti sosial. Atau pertanyaan lain : Mengapa manusia disebut makhluk sosial? Hmm.. Sangat - sangat standar.

Aku membutuhkan orang lain, itu pasti. Aku membutuhkan orang lain untuk berbagi, ngobrol, berinteraksi.. bla.. bla.. bla.. Tapi aku juga butuh waktu sendiri, paling tidak untuk mendengarkan jiwaku dan untuk mendengarkan suara Tuhan yang bersemayam di jiwa setiap manusia.

Vijay Eswaran terinspirasi dari Vivekanda, Bunda Teresa dan.. Hmm.. Aku lupa siapa lagi.. :) Ia menyarankan kita untuk menyediakan waktu hening paling tidak satu jam dalam sehari dan disarankan untuk melakukan kontemplasi dan saat hening itu pada saat satu jam sebelum atau sesudah matahari terbit. Tetapi waktu terbaik adalah sebelum matahari terbit. Sama dengan di Alkitab dan sama juga dengan waktu sholat bagi umat Muslim. Karena saat itulah waktu terbaik saat kita mengalami penjernihan mental dan spiritual. Ada benarnya, karena ketika aku mencoba sekali waktu untuk bangun saat tersebut, tubuhku terasa sangat segar.

Namun, cobaannya memang saat besar karena aku terbiasa bangun siang dan tidur larut. Vijay menyarankan agar kita berusaha mencobanya untuk 21 hari, karena jika kita bisa melakukannya 21 hari berturut - turut, tubuh kita akan otomatis bangun dan melakukannya setiap hari.

Sangat patut dicoba dan ini adalah buku terbaik yang pernah aku baca seumur hidupku. Terima kasih untuk kakakku, Sezca yang meminjamkan buku ini. Buku yang sampai hari ini tidak pernah aku kembalikan dan sudah kuanggap hak milik.. Hihihi..

Ini adalah salah satu penggalan tulisan Vijay Eswaran yang aku suka, Vijay mengutipnya dari Vivekanda, Selamat Menikmati.. :

Dunia Ini Bukan Untuk Pengecut (oleh Vivekanda)

Jangan terbang. Jangan hanya melihat kesuksesan atau kegagalan. Bergabunglah dengan kehendak yang sepenuhnya tak mementingkan diri sendiri dan berkaryalah. Ketahuilah bahwa jiwa yang ditakdirkan untuk sukses menggabungkan diri dengan kehendak yang bulat dan terus-menerus bertekun.

Tinggallah di tengah-tengah pergulatan hidup. Setiap orang bisa tetap merasa tenang saat berada di dalam gua atau ketika tertidur. Berdirilah di dalam kerumunan dan kegilaan untuk berkarya serta gapailah intinya. Jika kamu telah mencapai intinya, kau takkan dapat dipindahkan dari sana.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Dimana saya bisa beli buku ini

Margo Purwanto mengatakan...

Susah cari buku ini...

Suganda mengatakan...

Buku sangat bagus