Minggu, September 20, 2009

Doakan Dia..

Menjelang malam perempuan itu mengantuk sekali. Lemesss.. Padahal hari ini libur. Mungkin karena terlalu banyak makan, mungkin karena memang karena ia sedang ingin malas – malasan. Dia mulai teringat dengan rencana yang sudah ia buat awal tahun 2009, dia ingin melanjutkan kuliah di tahun 2010. Ia sudah mulai browsing informasi dari dua bulan yang lalu, khususnya tentang informasi dua jurusan yang paling ia minati Akuntansi dan Sastra Indonesia. Akuntansi karena ia suka dengan angka, terutama angka yang teratur. Entah mengapa.. Jangan ditanya.. Karena ia juga ga tahu kenapa bisa begitu. Kalau Sastra Indonesia.. mmm.. Itu karena ia hobi sekali menulis dan ia ingin sekali bisa menulis dengan benar dalam Bahasa Indonesia. Bahasa Ibunya.. Bahasa bangsanya. Di saat banyak orang ingin sekali memperdalam bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, ia merasa ga ada salahnya ia ingin memperdalam bahasa Indonesia.. Nah.. yang bikin perempuan itu bingung adalah, kedua jurusan itu punya kendala masing – masing. Jurusan Akuntasi tidak memiliki program ekstension, jadi kalau dia mengambil jurusan ini, ia harus kuliah lagi dari awal alias LIMA tahun.. Walaupun begitu, jurusan ini menyediakan kelas malam. Dan untuk jurusan Sastra Indonesia.. jurusan ini tidak menyediakan kelas malam.. juga tidak menyediakan kelas ekstension.. Padahal ia paling berminat kuliah di jurusan ini.

Sebenernya, membutuhkan waktu bertahun – tahun sampai ia menyadari kalau dunia tulis menulis adalah dunia yang paling ia minati. Dari kecil sampai sekarang, banyak hal yang sudah ia coba. Kalau boleh jujur, cita – citanya berubah berkali – kali. Dari dokter, polwan sampai pengacara. Waktu SD ia berganti ekstra kulikuler setiap tahun. Pertama ia ikut ekskul melukis.. Ia pernah didaftarkan sekolah ikut lomba melukis bersama Pak Tino Sidin satu kali dan kalah. Ia merasa gambarnya kalah bagus jauuuuhhhh sekali dari teman – temannya yang lain. Kemudian ia ikut ekskul Gerak dan Lagu alias Dance. Ia senaangg.. tapi tahun berikutnya ia berganti ekskul lagi.. Ia ikut ekskul Tari Tradisional karena kakak dan sahabatnya ikut ekskul tersebut. Begitu terus setiap tahun.. Ekskul Pramuka..? Dia lebih suka kabur pulang daripada ikut Pramuka.. Waktu SD dia juga ikut ekskul Dokter Kecil dan beberapa kali ikut pelatihan kesehatan. Tapi dari semua pelatihan kesehatan yang ia ikuti, cuma satu hal yang paling dia ingat.. Kalau kena luka bakar, jangan diobati dengan odol atau mentega, siram dengan air dingin atau es.. Hal ini yang bikin ia sering berdebat dengan orang tua - orang tua di keluarganya yang beranggapan odol dan mentega adalah obat paling manjur untuk luka bakar.

Yang lebih parah ketika ia masuk SMP. Ia nekad ikut ekskul Paduan Suara padahal ia tahu, walalupun ia sangat hobi bernyanyi, suaranya tidak lebih bagus dari kaleng rombeng.. *dramatisir berlebihan* hihi.. Keluarganya sudah hafal betul kebiasaannya nyanyi teriak – teriak, terutama saat ia mandi. Dan semua keluarganya sepakat, rumah terasa lebih tentram jika ia berhenti nyanyi. Tapi anehnya.. Guru pembimbing Paduan Suara membiarkan dia bertahan di ekskul Paduan Suara sampai setahun sebelum akhirnya ia tahu diri dan keluar dari ekskul tersebut.. hihi.. Setelah keluar dari Paduan Suara sahabatnya mengajak ia ikut Taekwondo.. Ia ikut Taekwondo dari kelas 2 SMP sampai 1 SMA. Ia sangat menikmati saat – saat latihan, terutama saat bertemu dengan Sabam (guru Taekwondo) yang guanteng – guanteng.. hihi.. Tapi kemudian ia tidak melanjutkan ekskul ini karena merasa tidak terlalu jago dan meski ikut terapi tulang belakang karena ternyataaaa.. Tulang belakangnya lemah dan dokter bilang ia tidak boleh terlalu sering melakukan olah raga yang berat, cukup berenang dan jogging saja.. Yasudaaaahhh.. Di SMA ia juga ikut ekskul PMR a.k.a. Palang Merah Remaja.. Cukup menyenangkan, terutama saat upacara. Dia bisa berdiri di belakang barisan dan mencari posisi paling jauh dari matahari. Lebih beruntung lagi kalo dia dapet giliran jaga di ruang UKS yang ber AC.. :)

Waktu kuliah ia sempat ikut basket di lingkungan rumahnya walau jarang tanding dan lebih sering main – main ga jelas. Dia juga ikut ekskul English Community di kampus walau jarang dateng. Tapi yang paling sering itu aerobic.. Olahraga ini masih ia tekuni sampai sekarang. Aerobic itu menyenangkan.. bisa olah raga sambil duduk, lompat – lompat sambil dance rame – rame.. Walaupun dokter melarang dia melakukan olahraga yang banyak melibatkan tulang belakang, ia tetap nekad ikut aerobic..

Selepas kuliah dan bekerja menjadi sekretaris bertahun – tahun. Dia mulai bingung sebenernya mau jadi apa.. Mengingat hobi dan ekskulnya berganti – ganti setiap tahun.. minat dan bakatnya yang kurang jelas.. Dia bingung mau jadi apa sebenarnya.. Kemudian dia teringat kebiasaan yang ga pernah hilang sejak SD. Menulis diary.. Dia ga pernah absent nulis diary setiap hari. Rasanya kepalanya penuh kalau tidak dituangkan dalam tulisan. Dia juga ingat kalau artikelnya pernah dimuat di mading sekolah, bahkan pernah sekali dimuat di koran nasional. Bermodalkan pendapat beberapa temannya yang mengatakan bahwa tulisannya bagus dan memang ia memiliki minta yang besar dalam dunia tulis menulis, dia memutuskan untuk mengambil kuliah Sastra Indonesia dan mengembangkan hobi menulisnya.

Tapi sampai sekarang dia belum tahu, apa yang harus dia lakukan dengan keputusan kuliah Sastra Indonesianya yang memiliki banyak sekali kendala. Apakah tahun depan ia akan kuliah? Kalaupun kuliah jurusan apa? Jangan – jangan dia malah kuliah jurusan manajemen, jurusan ekstension yang paling gampang dicari. Atau dia malah pindah kerja ke luar kota? Luar pulau? Luar negeri? Perempuan itu belum tahu dan belum memutuskan..

Doakan dia yaa.. :D

Tidak ada komentar: