Sabtu, September 27, 2008

TIkus Kecil Pejuang Keadilan

Tikus kecil itu meringkuk sendiri
Petir menyambar keras sekali
Hujan deras turun
Ia mengerjap – ngerjapkan mata
Akhirnya ia bangun sadar bahwa.. Ia sendirian
Teman2 seperjalanannya pergi entah kemana
Dengan bingung ia menjelajah seluruh lorong kumuh itu
Sekujur tubuhnya basah kuyup
Ia kedinginan dan sangat lapar
Ada beberapa tong sampah dan kotak bekas berjejer di lorong tersebut
Ia mendatangi satu per satu tong dan kotak itu
Tapi yang ia dapati adalah nihil..
Ada yang kosong
Ada yang berisi Koran dan kertas bekas
Atau sampah yang tikuspun enggan menyentuh
Kepalanya berdenyut – denyut
“Pussiiing..” Gumannya dalam hati
Udara yang dingin, keadaannya yang basah dan perut yang lapar benar2 membuatnya sengsara..
Seperti tak bernyawa ia teronggok sendirian di lorong gelap dan kumuh itu..
Ia hendak mencari pertolongan tapi tak ada satu pun makhluk hidup berada di dekatnya
Ia berdoa semoga hujan reda sehingga ia bisa berjalan lebih jauh menjelajah jalanan
Ia berdoa semoga petir berhenti menyambar sehingga ia bisa dengan tenang mencari makanan
Tapi semua sia – sia.. Hujan tak berhenti turun hingga keesokan paginya
Tubuhnya terasa makin lumpuh dan pandangan matanya berkunang – kunang
“Kemana teman – temanku? Mengapa mereka meninggalkanku?”
Matanya semakin kabur dan tubuhnya merasakan sakit yang teramat sangat
Usus perutnya serasa dipilin – pilin
“Ini pasti akibat aku seharian tak makan..” Gumannya lagi dalam hati
Dalam hati, karena mulutnya tak mampu bergerak sedikitpun
Selama beberapa menit ia merasa dunia sekitar menjadi seperti mimpi dan akhirnya tikus kecil itu tak bergerak lagi..
Ia meregang nyawa dengan pertanyaan – pertanyaan yang belum dijawab dunia.. dan mungkin di dunia yang lain ia akan mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya..
Damailah tikus kecil..
Alam lain pastinya akan lebih ramah pada tikus kecil tak berdosa sepertimu..

(Dedicate to Munir, tikus kecil pejuang keadilan..)

Tidak ada komentar: