Selasa, Januari 20, 2009

Life is bittersweet.. Bittersweet is life..

Angin berhembus kala itu dan aku sedang duduk – duduk di bangku taman.
Aku bertanya pada angin. “Adakah manusia yang sempurna?”
Dan angin menjawab, “Ada tapi sekarang dia sudah tidak menjadi manusia lagi.”
Tanpa pikir panjang aku berkata, “Ah, angin aku sudah tahu kemana arah pembicaraanmu. Pasti kau ingin mengatakan kalau Dia yang dulu pernah datang ke dunia ini adalah manusia yang paling sempurna bukan? Itu jawaban klise.. Kalau yang itu aku sudah tahu. Yang aku maksud adalah manusia yang benar – benar manusia, manusia selain Dia.”
“Kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Tak ada satupun. Semua orang itu punya kekurangan dan kelebihan. Tergantung dari mana kamu mau melihatnya. Kamu mau melihat kekurangan atau melihat kelebihannya.”
“Itu juga jawaban klise. Berbicara gampang daripada melakukan. Ada orang yang bener – bener ga bisa dilihat kebaikannya.. karena kekurangannya itu banyaaakkk sekali..”
“Justru jawabanmu yang klise. Apa hakmu menilai – nilai orang? Apakah ada ukuran atau timbangan yang baku untuk menilai kebaikan dan keburukan seseorang”
“Timbangan dan ukuran baku memang tidak ada. Tapi kan bisa dilihat secara kasat mata. Lagipula pendapat sebagian besar orang pasti sama kok..”
“Itulah yang bahaya. Melihat dan menilai orang secara kasat mata. Apalagi berdasarkan pendapat sebagian besar orang. Apa yang kamu lihat itu belum tentu yang sebenarnya. Kamu tak tahu sampai ke kedalaman hati orang itu, latar belakang orang itu berbuat begitu, apa yang sebenarnya dia pikirkan, apa yang sebenarnya dia rasakan.”
“Tapi kan kita ga bisa analisa selama dan sedalam itu dalam kehidupan sehari – hari, ga sempet..”
“Ya sudah, menganalisa saja tak ada waktu. Untuk apa menduga – duga dan mengurusi orang lain. Lakukan yang terbaik untuk orang lain dan terutama untuk diri sendiri. Semua orang, baik dia tua atau muda, miskin atau kaya, apapun jabatannya, semua adalah manusia. Yang punya kepentingan sendiri – sendiri, motivasi berbeda - beda.. Semua itu bisa saja berbenturan dan bisa juga berjalan seiringan. Manusia selalu belajar.. bahkan sampai dia mati.”
“Contoh konkritnya apa angin?”
“Tidak ada contoh konkrit.. Kekesalan, sakit hati dan kemarahan hanya akan memakan energi dan pikiranmu. Itu saja.”
Aku terdiam.. dan anginpun berlalu. Aku berteriak sekuat tenaga agar dia kembali. Paling tidak menjawab beberapa pertanyaan lagi. Tapi dia sekarang sudah berlalu.. Dia membiarkan aku berpikir dan menelaah semua perasaan yang campur aduk dalam hati..

Bittersweet, that is life.. Life is bittersweet.. Bittersweet is life..

Tidak ada komentar: