Senin, Juni 18, 2012
Portrait in Sepia by Isabel Allende
Buku ini menemaniku di saat - saat sakit beberapa hari belakangan ini. Walaupun ada beberapa kata - kata yang tidak baku di awal cerita dan pertama - tama cukup membosankan, tetapi semakin lama ternyata ceritanya semakin seru dan sulit untuk berhenti membacanya.
The story itself is about Aurora del Valle, gadis keturunan Inggris, Cile dan Cina. Ayahnya adalah seorang playboy kaya kelas berat bernama Matias del Valle dan ibunya adalah model yang luar biasa cantik bernama Lynn Sommers. Lynn adalah keturunan Cina dan Amerika. Lynn meninggal tak lama setelah melahirkan Aurora, tanpa Matias di sisinya. Matias sendiri tidak menikahi Lynn dan pergi tanpa sedikitpun rasa bersalah. Adalah Severo del Valle, sepupu Matias, yang datang dari Cile ke San Fransisco untuk belajar, ia kemudian jatuh cinta setengah mati dengan Lynn dan bersedia menikahi Lynn dan menjadi ayah secara hitam di atas putih untuk Aurora.
Intrik banyak sekali terjadi, ketika Severo harus kembali ke Cile untuk negaranya yang berperang. Severo tak pernah kembali ke San Fransisco karena menjadi aktivis politik sekaligus pejuang untuk Cile negaranya. Ia kemudian menikahi Nivea, sepupunya yang memang sudah lama dijodohkan. Nivea adalah wanita pejuang yang lain sekali dari wanita - wanita di jamannya yang hanya menunggu takdir untuk tinggal di rumah dan menikah. Ia satu dari sedikit sekali wanita yang bekerja di luar rumah saat itu, dia bekerja di perpustakaan pamannya sehingga memberi ia ruang untuk mempelajari banyak hal, suatu peluang langka di jaman itu. Novel ini mengambil latar belakang 1862 - 1910 ketika Cile masih bergolak dalam perang saudara berkepanjangan. Ada satu komentar Nivea yang cukup berkesan untukku, "Bila saudara - saudaraku yang laki - laki ada gelagat sedikit berilmu, keluargaku memuji - mujinya -- dan aku bilang 'sedikit' sebab kau sudah tahu betapa dungunya mereka -- tapi kalau aku yang mencapai itu akan dianggap besar mulut." Ketika seorang laki - laki dianggap berhasil dan berilmu, mereka akan memuja - mujinya, tetapi ketika perempuan yang berada di posisi tersebut akan dianggap besar mulut dan laki - laki akan lari tunggang langgang. Egoisme laki - laki? Entahlah..
Aurora yang kemudian juga ditinggal mati kakeknya, Tao Chi'en yang seorang Cina asli, kemudian dititipkan ke Paulina del Valle, ibu dari Matias yang juga neneknya. Paulina adalah seorang wanita ambisius yang memiliki jiwa bisnis kelas wahid. Ia sangat memanjakan Aurora. Walaupun Aurora adalah tokoh utama dalam novel ini, hanya seperempat porsi cerita yang benar - benar menceritakan Aurora del Valle. Sisanya Aurora - lah yang menceritakan orang - orang di sekitarnya. Aurora dan Paulina akhirnya kembali ke Cile setelah suami Paulina meninggal di San Fransisco. Paulina kemudian menikahi Frederick Williams, pelayannya yang setia dengan tata krama bangsawan yang tak bercela. Di Cile, Aurora kemudian menikah dengan Diego Dominguez. Diego menikahi Aurora hanya sebagai tameng, Diego menjalin hubungan rahasia dengan Susana, istri dari Santiago, kakak kandungnya sendiri. Ketika Paulina sakit keras dan sekarat, Aurora memutuskan untuk kembali ke rumah neneknya itu dan tidak kembali lagi ke suaminya. Ia kemudian hidup dengan Frederick, Severo dan Nivea. Membangun usaha perkebunan anggur dan menemukan cinta sejati dengan dokter bernama Ivan Radovic. Dokter yang merawat neneknya dulu.
Dengan intrik yang begitu intens dilatar belakangi sejarah Cile dan Amerika, buku ini menyuguhi makanan yang sungguh "penuh lemak". Ceritanya yang seru membuatku susah sekali berhenti membacanya dan tak sabar menunggu akhir ceritanya. Kecintaan Aurora pada kamera mendasari judul dari cerita ini, kamera itu dihadiahkan Severo pada Aurora kecil dan akhirnya fotografi menjadi passion dari hidup Aurora. Aurora menggambarkan hidupnya sebagai sebuah foto, foto berwarna sepia, Portrait in Sepia.
(Picture taken from http://infodari.com/wp-content/uploads/2012/02/Novel-Portrait-of-Sepia.jpg)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar