Beberapa hari lalu, Nico, adek gw
menceritakan soal film ini. Begitu mendengar cerita dia, gw langsung tertarik
untuk juga menontonnya. Film ini diproduksi tahun 2011 dengan sutradara David
Gelb.
Sebenarnya alur film ini bisa dibilang
lambat, gak ada action atau drama yang berlebihan. Film ini pure documenter. Bahkan
ketika pertama kali nonton, gw sempat tertidur di tengah – tengah film *sigh.
Walaupun begitu, filosofi film ini dalem banget. Jiro Dream of Sushi menceritakan tentang
seorang maestro sushi Jepang yang terkenal, namanya Jiro Ono. Dia memiliki
restoran sushi kecil di stasiun kereta api Ginza, Tokyo yang bernama
Sukibayashi Jiro. Restorannya hanya cukup menampung kurang lebih 10 orang, dan
tidak memiliki kamar mandi di dalam. Jika kita ingin ke toilet, kita harus
menggunakan toilet yang berada di stasiun.
Tapi yang luar biasa adalah, sang koki
alias maestro sushi ini, berusia 85 tahun dan masih bugar untuk terus bekerja.
Restoran yang dia dirikan mendapatkan gelar 3 bintang sempurna dari Michelin
pada tahun 2008. 3 bintang sempurna berarti, kita layak terbang ke suatu negara
hanya untuk makan di restoran tersebut.
Apa yang membuat restoran ini sempurna?
Banyak hal :) Seorang penulis makanan, mendeskripsikan sang Jiro dan
restorannya dengan detail, namanya Yamamoto. Yamamoto adalah penggemar berat
restaurant ini, dia tahu kepribadian Jiro serta sejarah restorannya.
Ketika ia pertama kali makan di restoran
milik Jiro, dia merasa gelisah. Makan di depan Jiro juga selalu membuat dia
merasa gelisah. Tapi ia tidak pernah sekalipun dikecewakan ketika makan disana,
sushi yang Jiro buat luar biasa enak. Padahal jenis sushi yang dijual sangatlah
sederhana. Hanya terdiri dari nasi yang dikepalkan dan diatasnya diberi ikan
(atau seafood lainnya seperti udang, gurita, cumi dll). Kebanyakan koki
terkenal yang mencoba sushi buatan Jiro selalu mengatakan “bagaimana mungkin
sesuatu yang sederhana, memiliki rasa yang amat dalam”.
Jiro hanya menyediakan sushi di
restorannya, tidak ada makanan lain. Dia mengatakan, rasa sushi akan rusak jika
kita terlalu banyak memakan makanan lain. Dia bisa menyajikan 20 sushi ke satu
orang. Berapa harga sushi di restoran Jiro? Minimal pemesanan adalah 30,000 Yen
atau sekitar Rp3,4juta rupiah. Dan kita harus memesan paling tidak satu bulan
sebelumnya untuk makan disana, bahkan ada yang baru bisa makan setelah memesan
setahun sebelumnya.
Menurut Yamamoto, ada 5 sifat seseorang
bisa dikatakan koki yang hebat. Yang pertama adalah serius bekerja dan
konsisten. Jiro hampir tidak pernah libur, satu hari libur bahkan dikatakannya
terlalu lama. Ia hampir selalu ada di restoran, Jiro sangat mencintai
pekerjaannya, ia mengatakan, ketika kita
bekerja kita harus jatuh cinta dulu dengan pekerjaan itu dan melebur di
dalamnya.
Sifat kedua adalah, walaupun seorang koki
sudah ahli, dia akan selalu meningkatkan kemampuan. Hampir semua koki ternama
dan pelanggan Jiro memuji kejeniusannya membuat sushi, tapi Jiro tidak pernah
merasa puas. Ia mengatakan, sangat mengagumi Joel Robuchon, seorang koki handal
dari Prancis, yang juga memperolah 3 bintang dari Michelin. Jiro berharap
memiliki cita rasa dan tangan sesensitif Joel. Jika ia memilikinya, dia akan
bisa membuat sushi yang lebih lezat dari yang ia bisa sekarang. Joel sendiri
sudah pernah datang dan mencoba sushi buatan Jiro. Dan berkata bahwa sushi
buatan Jiro adalah sushi terbaik yang pernah ia coba.
Sifat ketiga adalah kebersihan. Restoran
Jiro sangat amat bersih. Well, ini memang gak diragukan lagi. Jepang memang
Negara yang terkenal bersih. Bahkan ketika di film ini mengulas Tsukiji Fish
Market, pasar tempat Jiro membeli bahan mentah sushinya, pasar itu bersiiiiiiih
dan teratuuur sekali. Uhm, eventhough I love Indonesia so much, Japan is one of
my favourite country. Hope someday I can go there. Bahkan waktu kuliah, gw
mengambil mata kuliah Bahasa Jepang, incase someday I might use it if I go to
Japan.. hehehe *finger cross. Banzaaaai!
Keempat, seorang koki handal sebagian besar
memiliki sifat yang tidak sabar, berkemauan kuat dan bersikeras agar bekerja
dengan cara yang ia mau. Jiro adalah seorang koki dan ayah yang keras. Anak
tertuanya, Yoshikazu membantu ayahnya di restoran. Yoshikazu sudah berusia 50
tahun. Dia diharapkan untuk meneruskan usaha ayahnya, jika suatu saat ayahnya
pension. Jiro menerapkan gaya hidup ‘Shokunin’ yaitu mengulangi rutinitas yang
sama setiap hari so that he can mastered the thing that he repeat. Dia bahkan
selalu duduk di sisi kereta yang sama setiap hari. Selain anak tertuanya, dia
memperkejakan beberapa koki magang atau apprentice. Seorang koki magang akan
diberikan pekerjaan yang sama setiap hari selama 10 tahun. Jika ia sudah menguasai
pekerjaan tersebut, maka baru akan diberi pekerjaan yang lain lagi. Dan
kebiasaan ini memang berhasil untuk restoran luar biasa Jiro ini.
Terakhir, yang menurut Yamamoto adalah
sifat yang menyatukan keempat sifat sebelumnya adalah passion . Jiro jelas
memiliki passion pada sushi, dia sangat mencintai pekerjaannya. Jiro memiliki
seluruh sifat ini, dia seorang perfectionist. Perfectionist selalu gelisah,
namun dia selalu memberikan yang terbaik untuk usaha dan pekerjaanya.
Restoran Jiro selalu membeli bahan baku
dari pedagang yang memang ahli di bidangnya. Untuk ikan tuna, dia membeli dari
pedagang yang hanya menjual tuna. Membeli udang dari pedagang yang hanya
menjual udang. Membeli beras dari pedagang yang sangat ahli tentang beras.
Anak kedua Jiro, Takashi juga membuka
restoran sushi sendiri di Roppongi Hils, Tokyo. Takashi membuka restoran yang
identik sama dengan restoran ayahnya. Tapi dibuat terbalik, karena Jiro kidal
dan Takashi tidak. Jadi seluruh dekorasi yang diletakkan Jiro di sebelah kiri,
akan terletak di sebelah kanan di restoran Takashi. Takashi mengatakan, saat
ini tidak mungkin ia membuat sushi seenak ayahnya, karena ayahnya sudah membuat
sushi jauh sebelum dia lahir. Maka ia memasang harga yang lebih murah dari
restoran ayahnya. Banyak yang mengatakan, Takashi menyajikan sushi yang persis
sama dengan ayahnya tetapi dengan gaya yang lebih santai.
Ada satu kalimat yang menurut gw sangat
berkesan, yaitu “tidak ada keajaiban yang singkat”. Sesuatu yang luar biasa dan
hebat, tidak bisa didapatkan secara instan. Walaupun bisa instan, pasti
keajaiban itu tidak akan bertahan lama. Jiro berusaha mewujudkan keajaibannya
ketika ia sadar, bahkan ia sering bermimpi tentang sushi dan mendapatkan
ide-ide baru. Jadi, if we wish a miracle we must work on it repeatedly, not
only for a day, but it might be take many years, or maybe 10 years just like
what Jiro did with his way of life, Shokunin.
Picture taken from :
http://genkinahito.files.wordpress.com/2013/01/jiro-dreams-of-sushi.jpg
http://www.tenkai-japan.com/2009/02/17/sukiyabashi-jiro-ginza-sushi/
http://newbuddhist.com/article/jiro-dreams-of-sushi-and-the-art-of-perfecting-your-craft
Tidak ada komentar:
Posting Komentar